RSS

Sabtu, 13 Maret 2010

Panduan Menyapih Bayi / Anak

Kadangkala menyapih menjadi salah satu drama yang menyedihkan antara ibu dan bayi/anak. Agar hal tersebut dapat dihindari diperlukan pengetahuan, tujuan serta cara menyapih yang baik dan bijaksana.serta penuh cinta.
KAPAN SAAT MENYAPIH
Menyapih adalah suatu proses berhentinya masa menyusui secara berangsur-angsur atau sekaligus. Ini adalah keputusan yang sangat tergantung dari masing-masing individu (bayi/anak dan ibu) yang juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal lain, misalnya kondisi keluarga dsb.
Al Qur`an sendiri berbicara tentang masalah menyusui ini:
“PARA IBU HENDAKLAH MENYUSUKAN ANAK-ANAKNYA SELAMA DUA TAHUN PENUH, YAITU BAGI YANG INGIN MENYEMPURNAKAN PENYUSUAN. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma`ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seoran ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya. dan warispun berkewajiban demikian. APABILA KEDUANYA INGIN MENYAPIH ( SEBELUM 2TH) DENGAN KERELAAN KEDUANYA DAN PERMUSYAWARATAN, MAKA TIDAK ADA DOSA ATAS KEDUANYA. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan ” (QS 2: 233)
MACAM-MACAM PENYAPIHAN
1. Mutual weaning/natural weaning (tidak memaksa dan mengikuti tahapan perkembangan anak)
2. Baby-Ied weaning
3. mother led weaning (ibu yang menentukan kapan saat menyapih anaknya)
mother led weaning yang dibutuhkan adalah kesiapan mental ibu juga dukungan dari lingkungan, terutama ayah (suami) sebagai sosok yang dapat memberikan kenyamanan selain ibu dengan cara mengajak anak bermain.
Bila memang sudah mantap untuk menyapih, lakukanlah penyapihan dengan sabar dan tidak terburu-buru karena sikap ibu dalam menyapih anak berpengaruh pada kesiapan anak.
Beberapa alasan moter ied weaning antara lain:
- ibu hamil lagi
- alasan kesehatan lain atas saran dan anjuran dokter untuk menghentikan pemberian ASI.
MENGAPA SI KECIL PERLU DISAPIH?

penyapihan (sekitar usia 2 tahunan) dilakukan demi perkembangan psikologis maupun fisiknya, seperti:
- Mengembangkan pengenalan aneka ragam rasa dan tekstur makanan. Hal ini berpengaruh pada perkembangan intelektualitasnya karena daya ingatnya akan menyimpan informasi mengenai berbagai rasa dan tekstur makanan.
- Memperbanyak latihan mengunyah makanan padat agar gigi dan rahangnya berkembang optimal. Juga meminimalkan kemungkinkan makan diemut akibat malas mengunyah makanan padat.
- Anak dilatih untuk mandiri karena tidak lagi harus bergantung pada ASI setiap kali anak lapar atau haus.
- Anak belajar untuk bisa memercayai orang lain sehingga nantinya tidak kesulitan untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan orang lain.
- Anak membentuk konsep diri yang positif. Dengan penyapihan yang positif, anak akan merasa percaya diri.
PROSES MENYAPIH
1. PENYAPIHAN SEKETIKA
Proses penyapihan seketika umumnya dilakukan dalam keadaan terpaksa, misal ibu mendadak jatuh sakit atau harus pergi jauh sehingga tidak memungkinkan untuk menyusui anak. Apabila terjadi kasus penyapihan mendadak, maka yang harus dilakukan adalah:
- Mengomunikasikan situasi yang terjadi pada anak (terutama anak di atas satu tahun).
- Tunggulah anak sampai merasa haus atau lapar karena biasanya pada saat itu anak dapat menerima minuman selain ASI.
- Alihkan perhatiannya pada mainan yang ia suka sambil memberikannya minuman/makanan lain (TERUTAMZA YG DISUKAI ANAK) sehingga anak tidak mencari-cari ASI.
- Coba berikan susu /minuman pengganti ASI.
- Hadirkan sosok pengganti ibu yang bisa membuat anak merasa nyaman saat ibu tidak bisa berada di dekatnya.
2. BERTAHAP
Penyapihan cara ini mempunyai dampak psikologis paling ringan. pada awal proses penyapihan, anak biasanya rewel dan gelisah. Dengan penyapihan bertahap (atau alami), semua itu bisa dihindari mengingat saat memasuki usia batita sebetulnya ketergantungan anak pada ASI sudah semakin berkurang.
Pada usia batita, anak juga mulai menyukai susu dengan berbagai rasa seperti cokelat, vanila, dan stroberi sehingga mengurangi kekerapan anak menetek. Konsumsi makanan yang bergizi dan berkalori tinggi pada saat makan malam pun membuat anak merasa kenyang dan mengurangi keinginannya mencari ASI pada malam hari.
CARA MENYAPIH
Jika menyapih dilakukan dengan cara yang benar, maka kelekatan anak dengan ibunya akan berada dalam porsi yang tepat. Maksudnya, anak dapat belajar bahwa ibu tetap mencintainya meskipun ia tak mendapatkan ASI lagi. Anak akan merasa, disapih bukanlah suatu yang menyakitkan. Dengan begitu, efek lain yang bisa timbul adalah anak belajar kemandirian.
Berikut cara-cara yang dianjurkan dalam proses penyapihan anak batita:
a. Ibu hendaknya mempunyai tujuan dan keyakinan yang bulat terlebih dahulu ketika hendak meyapih. Berdoa ke pada Allah Ta`ala agar semua diberikan kemudahan dan kebaikan baik bagi ibu dan anaknya
b. Sapih anak dalam keadaan sehat.
Hindari saat anak sedang sakit, marah atau sedih karena akan membuat anak semakin tertekan dan tidak bahagia.
c. Komunikasikan keinginan menyapih dengan pasangan. Penyapihan dapat berjalan lancar bila ada dukungan positif dari suami. Selain itu, berbicaralah pada anak ketika ingin menyapihnya walaupun kemampuan komunikasinya belum berkembang baik. Misal, “Adek, minum susunya siang ini diganti ya dengan jus jeruk. Sama enaknya dengan susu lo.”
d. Jelaskan /komunikasikan pada anak secara logis dan mudah diterima anak mengapa ia harus berhenti menyusu pada ibu.Pada anak yang sudah mengerti jika diajak berbicara, ibu dapat memberikan penjelasan kepadanya. Katakan bahwa sudah saatnya ia makan makanan lain atau minum susu selain ASI, tapi ibu tetap sayang padanya, dsb.
e. Bersikap lembut tetapi tegas dan konsisten. Jangan merasa bersalah karena waktu selama dua tahun sudah cukup.
f. Lakukan aktivitas menyenangkan antara ibu dan anak supaya ia tahu bahwa tak mendapat ASI bukan berarti tak dicintai.
g. Jangan menawarkan ASI, atau memberikan ASI sebagai jurus ampuh saat anak rewel, terjatuh, atau menangis.
h. Berikan contoh melalui lingkungan sosial anak ataupun buku-buku bacaan yang menggambarkan tentang kemandirian tokoh yang tak lagi menyusu pada ibu.
i. penyapihan hendaknya tidak dilakukan bila anak sedang mengalami suatu perubahan.
Umpama, sedang tumbuh gigi, keluarga baru pindah rumah, atau si kecil baru saja masuk kelompok bermain. Dalam periode itu anak sedang perlu waktu untuk beradaptasi. Beradaptasi terhadap satu perubahan saja sudah sulit, apalagi jika ditambah dengan penyapihan. Terlebih lagi penyapihan melibatkan ikatan emosional ibu dan anak.
j.Memberi makan dan minum agar anak selalu kenyang sehingga lupa pada ASI
Cara ini boleh saja dilakukan untuk menyapih, tetapi harus secara perlahan. Selain itu, afeksi yang terjalin ketika ibu menyusui juga harus digantikan dengan sentuhan lain agar tetap terjaga hubungan kelekatan antara ibu dan anak. Jika kedua hal ini tak dilakukan, ditakutkan anak merasa ditolak.
k. Menjarang-jarangkan waktu pemberian ASI
Jika tadinya pemberian ASI dilakukan kapan saja anak mau, maka untuk menyapihnya perjarang pemberian menjadi misalnya 3 kali sehari. Lalu beberapa minggu kemudian menjadi 2 kali sehari dan 1 kali sehari hingga berhenti sama sekali. pengurangan frekuensi pemberian ASI jangan membuat anak kaget. Termasuk dalam cara bertahap ini adalah menyapih sebagian (partial weaning). Contoh, si batita disapih waktu malam saja atau waktu siang saja.
l. Jangan gunakan alat yang bisa menciptakan ketergantungan baru dan akibat buruk pada anak. Misalnya dot/empeng dsb. Tujuannya agar secara perlahan-lahan anak tidak bergantung lagi pada puting susu ibunya. Dengan pengondisian ini, anak juga belajar bahwa puting susu ibu bukan satu-satunya alat untuk memperoleh susu.
m. ibu tetap harus menunjukkan afeksinya terhadap anak.
Antara lain dengan memberikan sentuhan pada anak, semisal mengusap-usap rambutnya atau memeluknya. Namun caranya memeluk jangan seperti sedang memberikan ASI, melainkan peluklah dalam posisi yang lain.
SALAH CARA MENYAPIH DAN EFEK YANG MUNGKIN TIMBUL
1. Mengoleskan obat merah pada puting
Selain bisa menyebabkan anak mengalami keracunan, juga membuat anak belajar bahwa puting ibu ternyata tidak enak, bahkan bisa membuatnya sakit. Keadaan ini akan semakin parah jika ibu melakukannya secara tiba-tiba. Si kecil akan merasa ditolak ibunya. Dampak selanjutnya mudah diduga, anak akan merasa ibu tidak mencintainya.
Gaya kelekatan yang muncul selanjutnya adalah avoidance (menghindar dalam suatu hubungan interpersonal). Hal ini dapat memengaruhi perkembangan kepribadian anak. Ia akan mengalami kesulitan untuk menjalin suatu hubungan intensif dengan orang lain. Hal ini terjadi karena di masa kanak-kanak ia merasa ditolak oleh orang tua, dalam hal ini ibunya.
2. Memberi perban/plester pada puting
Dibanding cara nomor 1, cara ini akan terasa lebih menyakitkan buat anak. Jika diberi obat merah, anak masih bisa menyentuh puting ibunya. Tetapi kalau sudah diperban/diplester, anak belajar bahwa puting ibunya adalah sesuatu yang tak bisa dijangkau.
3. Dioleskan jamu, brotowali, atau kopi supaya pahit
Awalnya mungkin anak tak akan menikmati, tetapi lama-kelamaan anak bisa menikmatinya dan malah bergantung pada rasa pahit tersebut. Mengapa? Karena ia belajar, meskipun pahit tetapi masih tetap bercampur dengan puting ibunya.
Dampaknya, anak bisa mengembangkan suatu kepribadian yang ambivalen, dalam arti ia tidak mengerti apakah ibu sebetulnya mencintainya atau tidak. “Bunda masih memberikan ASI, tapi kok tidak seperti biasanya, jadi pahit.”
Parahnya lagi, kepribadian ambivalen bukan kepribadian yang menyenangkan. Anak akan mengembangkan kecemasan dalam hubungan interpersonal nantinya.
4. Menitipkan anak ke rumah kakek-neneknya
Kehilangan ASI saja sudah cukup menyakitkan, apalagi ditambah kehilangan figur ibu. Ingat lo, anak kecil umumnya belum memiliki kemampuan adaptasi yang baik. Jadi, dapat dibayangkan kondisi seperti ini bisa mengguncang jiwa anak, sehingga tak menutup kemungkinan anak merasa ditinggalkan.
Tentunya hal itu tak mudah bagi anak karena ada dua stressor (sumber stres) yang dihadapinya, yakni ditinggalkan dan harus beradaptasi. Jadi jangan kaget, jika setelahnya anak pun butuh penyesuaian lagi terhadap ibunya. Malah akan timbul ketidakpercayaan anak terhadap ibu.
5. Selalu mengalihkan perhatian anak setiap menginginkan ASI
Meski masih batita, si kecil tetap bisa merasakan penolakan ibu yang selalu mengalihkan perhatiannya saat ia menginginkan ASI. Kondisi ini juga membuat anak belajar berambivalensi. Misal, ibu selalu mengajak anak bermain setiap kali minta ASI. Tentu anak akan bertanya-tanya, “Bunda sayang aku enggak sih, kok aku enggak dikasih ASI? Tetapi kalau tidak sayang, kok masih ngajak aku main?”
6. Selalu bersikap cuek setiap anak menginginkan ASI
Anak jadi bingung dan bertanya-tanya, mengapa dirinya diperlakukan seperti itu. Dampaknya, anak bisa merasa tak disayang, merasa ditolak, sehingga padanya berkembanglah rasa rendah diri.

Permasalahan DARI PIHAK IBU
Tak jarang terjadi, kendala penyapihan datang justru dari ibu sendiri. Ia tak bersedia menyapih anaknya karena ada ikatan/ketergantungan emosional yang kuat dengan anak. Kondisi ini bisa terjadi jika ibu terlalu menikmati perannya sebagai sosok yang memberikan ASI kepada anak. Bisa juga dipengaruhi oleh perasaan dibutuhkan bahwa dirinyalah yang dapat membuat anaknya tumbuh dan berkembang melalui ASI yang diberikan.
Hal ini akan berdampak negatif terhadap perkembangan psikis anak. Si kecil dapat mengembangkan kepribadian dependen atau tidak mandiri, yang selanjutnya mengarah kepada permasalahan-permasalahan emosional lain.

Semoga artikel ini bisa membantu dan bermanfaat.
Panduan Menyapih Bayi / Anak
April 7, 2008 at 4:26 am | In Orang Tua dan Buah Hati | 12 Comments
Tags: Ibu dan Buah Hati
Kadangkala menyapih menjadi salah satu drama yang menyedihkan antara ibu dan bayi/anak. Agar hal tersebut dapat dihindari diperlukan pengetahuan, tujuan serta cara menyapih yang baik dan bijaksana.serta penuh cinta.
KAPAN SAAT MENYAPIH
Menyapih adalah suatu proses berhentinya masa menyusui secara berangsur-angsur atau sekaligus. Ini adalah keputusan yang sangat tergantung dari masing-masing individu (bayi/anak dan ibu) yang juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal lain, misalnya kondisi keluarga dsb.
Al Qur`an sendiri berbicara tentang masalah menyusui ini:
“PARA IBU HENDAKLAH MENYUSUKAN ANAK-ANAKNYA SELAMA DUA TAHUN PENUH, YAITU BAGI YANG INGIN MENYEMPURNAKAN PENYUSUAN. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma`ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seoran ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya. dan warispun berkewajiban demikian. APABILA KEDUANYA INGIN MENYAPIH ( SEBELUM 2TH) DENGAN KERELAAN KEDUANYA DAN PERMUSYAWARATAN, MAKA TIDAK ADA DOSA ATAS KEDUANYA. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan ” (QS 2: 233)
MACAM-MACAM PENYAPIHAN
1. Mutual weaning/natural weaning (tidak memaksa dan mengikuti tahapan perkembangan anak)
2. Baby-Ied weaning
3. mother led weaning (ibu yang menentukan kapan saat menyapih anaknya)
mother led weaning yang dibutuhkan adalah kesiapan mental ibu juga dukungan dari lingkungan, terutama ayah (suami) sebagai sosok yang dapat memberikan kenyamanan selain ibu dengan cara mengajak anak bermain.
Bila memang sudah mantap untuk menyapih, lakukanlah penyapihan dengan sabar dan tidak terburu-buru karena sikap ibu dalam menyapih anak berpengaruh pada kesiapan anak.
Beberapa alasan moter ied weaning antara lain:
- ibu hamil lagi
- alasan kesehatan lain atas saran dan anjuran dokter untuk menghentikan pemberian ASI.
MENGAPA SI KECIL PERLU DISAPIH?

penyapihan (sekitar usia 2 tahunan) dilakukan demi perkembangan psikologis maupun fisiknya, seperti:
- Mengembangkan pengenalan aneka ragam rasa dan tekstur makanan. Hal ini berpengaruh pada perkembangan intelektualitasnya karena daya ingatnya akan menyimpan informasi mengenai berbagai rasa dan tekstur makanan.
- Memperbanyak latihan mengunyah makanan padat agar gigi dan rahangnya berkembang optimal. Juga meminimalkan kemungkinkan makan diemut akibat malas mengunyah makanan padat.
- Anak dilatih untuk mandiri karena tidak lagi harus bergantung pada ASI setiap kali anak lapar atau haus.
- Anak belajar untuk bisa memercayai orang lain sehingga nantinya tidak kesulitan untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan orang lain.
- Anak membentuk konsep diri yang positif. Dengan penyapihan yang positif, anak akan merasa percaya diri.
PROSES MENYAPIH
1. PENYAPIHAN SEKETIKA
Proses penyapihan seketika umumnya dilakukan dalam keadaan terpaksa, misal ibu mendadak jatuh sakit atau harus pergi jauh sehingga tidak memungkinkan untuk menyusui anak. Apabila terjadi kasus penyapihan mendadak, maka yang harus dilakukan adalah:
- Mengomunikasikan situasi yang terjadi pada anak (terutama anak di atas satu tahun).
- Tunggulah anak sampai merasa haus atau lapar karena biasanya pada saat itu anak dapat menerima minuman selain ASI.
- Alihkan perhatiannya pada mainan yang ia suka sambil memberikannya minuman/makanan lain (TERUTAMZA YG DISUKAI ANAK) sehingga anak tidak mencari-cari ASI.
- Coba berikan susu /minuman pengganti ASI.
- Hadirkan sosok pengganti ibu yang bisa membuat anak merasa nyaman saat ibu tidak bisa berada di dekatnya.
2. BERTAHAP
Penyapihan cara ini mempunyai dampak psikologis paling ringan. pada awal proses penyapihan, anak biasanya rewel dan gelisah. Dengan penyapihan bertahap (atau alami), semua itu bisa dihindari mengingat saat memasuki usia batita sebetulnya ketergantungan anak pada ASI sudah semakin berkurang.
Pada usia batita, anak juga mulai menyukai susu dengan berbagai rasa seperti cokelat, vanila, dan stroberi sehingga mengurangi kekerapan anak menetek. Konsumsi makanan yang bergizi dan berkalori tinggi pada saat makan malam pun membuat anak merasa kenyang dan mengurangi keinginannya mencari ASI pada malam hari.
CARA MENYAPIH
Jika menyapih dilakukan dengan cara yang benar, maka kelekatan anak dengan ibunya akan berada dalam porsi yang tepat. Maksudnya, anak dapat belajar bahwa ibu tetap mencintainya meskipun ia tak mendapatkan ASI lagi. Anak akan merasa, disapih bukanlah suatu yang menyakitkan. Dengan begitu, efek lain yang bisa timbul adalah anak belajar kemandirian.
Berikut cara-cara yang dianjurkan dalam proses penyapihan anak batita:
a. Ibu hendaknya mempunyai tujuan dan keyakinan yang bulat terlebih dahulu ketika hendak meyapih. Berdoa ke pada Allah Ta`ala agar semua diberikan kemudahan dan kebaikan baik bagi ibu dan anaknya
b. Sapih anak dalam keadaan sehat.
Hindari saat anak sedang sakit, marah atau sedih karena akan membuat anak semakin tertekan dan tidak bahagia.
c. Komunikasikan keinginan menyapih dengan pasangan. Penyapihan dapat berjalan lancar bila ada dukungan positif dari suami. Selain itu, berbicaralah pada anak ketika ingin menyapihnya walaupun kemampuan komunikasinya belum berkembang baik. Misal, “Adek, minum susunya siang ini diganti ya dengan jus jeruk. Sama enaknya dengan susu lo.”
d. Jelaskan /komunikasikan pada anak secara logis dan mudah diterima anak mengapa ia harus berhenti menyusu pada ibu.Pada anak yang sudah mengerti jika diajak berbicara, ibu dapat memberikan penjelasan kepadanya. Katakan bahwa sudah saatnya ia makan makanan lain atau minum susu selain ASI, tapi ibu tetap sayang padanya, dsb.
e. Bersikap lembut tetapi tegas dan konsisten. Jangan merasa bersalah karena waktu selama dua tahun sudah cukup.
f. Lakukan aktivitas menyenangkan antara ibu dan anak supaya ia tahu bahwa tak mendapat ASI bukan berarti tak dicintai.
g. Jangan menawarkan ASI, atau memberikan ASI sebagai jurus ampuh saat anak rewel, terjatuh, atau menangis.
h. Berikan contoh melalui lingkungan sosial anak ataupun buku-buku bacaan yang menggambarkan tentang kemandirian tokoh yang tak lagi menyusu pada ibu.
i. penyapihan hendaknya tidak dilakukan bila anak sedang mengalami suatu perubahan.
Umpama, sedang tumbuh gigi, keluarga baru pindah rumah, atau si kecil baru saja masuk kelompok bermain. Dalam periode itu anak sedang perlu waktu untuk beradaptasi. Beradaptasi terhadap satu perubahan saja sudah sulit, apalagi jika ditambah dengan penyapihan. Terlebih lagi penyapihan melibatkan ikatan emosional ibu dan anak.
j.Memberi makan dan minum agar anak selalu kenyang sehingga lupa pada ASI
Cara ini boleh saja dilakukan untuk menyapih, tetapi harus secara perlahan. Selain itu, afeksi yang terjalin ketika ibu menyusui juga harus digantikan dengan sentuhan lain agar tetap terjaga hubungan kelekatan antara ibu dan anak. Jika kedua hal ini tak dilakukan, ditakutkan anak merasa ditolak.
k. Menjarang-jarangkan waktu pemberian ASI
Jika tadinya pemberian ASI dilakukan kapan saja anak mau, maka untuk menyapihnya perjarang pemberian menjadi misalnya 3 kali sehari. Lalu beberapa minggu kemudian menjadi 2 kali sehari dan 1 kali sehari hingga berhenti sama sekali. pengurangan frekuensi pemberian ASI jangan membuat anak kaget. Termasuk dalam cara bertahap ini adalah menyapih sebagian (partial weaning). Contoh, si batita disapih waktu malam saja atau waktu siang saja.
l. Jangan gunakan alat yang bisa menciptakan ketergantungan baru dan akibat buruk pada anak. Misalnya dot/empeng dsb. Tujuannya agar secara perlahan-lahan anak tidak bergantung lagi pada puting susu ibunya. Dengan pengondisian ini, anak juga belajar bahwa puting susu ibu bukan satu-satunya alat untuk memperoleh susu.
m. ibu tetap harus menunjukkan afeksinya terhadap anak.
Antara lain dengan memberikan sentuhan pada anak, semisal mengusap-usap rambutnya atau memeluknya. Namun caranya memeluk jangan seperti sedang memberikan ASI, melainkan peluklah dalam posisi yang lain.
SALAH CARA MENYAPIH DAN EFEK YANG MUNGKIN TIMBUL
1. Mengoleskan obat merah pada puting
Selain bisa menyebabkan anak mengalami keracunan, juga membuat anak belajar bahwa puting ibu ternyata tidak enak, bahkan bisa membuatnya sakit. Keadaan ini akan semakin parah jika ibu melakukannya secara tiba-tiba. Si kecil akan merasa ditolak ibunya. Dampak selanjutnya mudah diduga, anak akan merasa ibu tidak mencintainya.
Gaya kelekatan yang muncul selanjutnya adalah avoidance (menghindar dalam suatu hubungan interpersonal). Hal ini dapat memengaruhi perkembangan kepribadian anak. Ia akan mengalami kesulitan untuk menjalin suatu hubungan intensif dengan orang lain. Hal ini terjadi karena di masa kanak-kanak ia merasa ditolak oleh orang tua, dalam hal ini ibunya.
2. Memberi perban/plester pada puting
Dibanding cara nomor 1, cara ini akan terasa lebih menyakitkan buat anak. Jika diberi obat merah, anak masih bisa menyentuh puting ibunya. Tetapi kalau sudah diperban/diplester, anak belajar bahwa puting ibunya adalah sesuatu yang tak bisa dijangkau.
3. Dioleskan jamu, brotowali, atau kopi supaya pahit
Awalnya mungkin anak tak akan menikmati, tetapi lama-kelamaan anak bisa menikmatinya dan malah bergantung pada rasa pahit tersebut. Mengapa? Karena ia belajar, meskipun pahit tetapi masih tetap bercampur dengan puting ibunya.
Dampaknya, anak bisa mengembangkan suatu kepribadian yang ambivalen, dalam arti ia tidak mengerti apakah ibu sebetulnya mencintainya atau tidak. “Bunda masih memberikan ASI, tapi kok tidak seperti biasanya, jadi pahit.”
Parahnya lagi, kepribadian ambivalen bukan kepribadian yang menyenangkan. Anak akan mengembangkan kecemasan dalam hubungan interpersonal nantinya.
4. Menitipkan anak ke rumah kakek-neneknya
Kehilangan ASI saja sudah cukup menyakitkan, apalagi ditambah kehilangan figur ibu. Ingat lo, anak kecil umumnya belum memiliki kemampuan adaptasi yang baik. Jadi, dapat dibayangkan kondisi seperti ini bisa mengguncang jiwa anak, sehingga tak menutup kemungkinan anak merasa ditinggalkan.
Tentunya hal itu tak mudah bagi anak karena ada dua stressor (sumber stres) yang dihadapinya, yakni ditinggalkan dan harus beradaptasi. Jadi jangan kaget, jika setelahnya anak pun butuh penyesuaian lagi terhadap ibunya. Malah akan timbul ketidakpercayaan anak terhadap ibu.
5. Selalu mengalihkan perhatian anak setiap menginginkan ASI
Meski masih batita, si kecil tetap bisa merasakan penolakan ibu yang selalu mengalihkan perhatiannya saat ia menginginkan ASI. Kondisi ini juga membuat anak belajar berambivalensi. Misal, ibu selalu mengajak anak bermain setiap kali minta ASI. Tentu anak akan bertanya-tanya, “Bunda sayang aku enggak sih, kok aku enggak dikasih ASI? Tetapi kalau tidak sayang, kok masih ngajak aku main?”
6. Selalu bersikap cuek setiap anak menginginkan ASI
Anak jadi bingung dan bertanya-tanya, mengapa dirinya diperlakukan seperti itu. Dampaknya, anak bisa merasa tak disayang, merasa ditolak, sehingga padanya berkembanglah rasa rendah diri.

Permasalahan DARI PIHAK IBU
Tak jarang terjadi, kendala penyapihan datang justru dari ibu sendiri. Ia tak bersedia menyapih anaknya karena ada ikatan/ketergantungan emosional yang kuat dengan anak. Kondisi ini bisa terjadi jika ibu terlalu menikmati perannya sebagai sosok yang memberikan ASI kepada anak. Bisa juga dipengaruhi oleh perasaan dibutuhkan bahwa dirinyalah yang dapat membuat anaknya tumbuh dan berkembang melalui ASI yang diberikan.
Hal ini akan berdampak negatif terhadap perkembangan psikis anak. Si kecil dapat mengembangkan kepribadian dependen atau tidak mandiri, yang selanjutnya mengarah kepada permasalahan-permasalahan emosional lain.

Semoga artikel ini bisa membantu dan bermanfaat.

Jumat, 05 Maret 2010

· AL-QUR'AN SEBAGAI PEMBELA· KISAH LIMA PERKARA ANEH· ANJING-ANJING NERAKA· PEMUDA BERIBU-BAPAKAN BABI· BERKAT MEMBACA BISMILLAH· KISAH BUMI DAN LANGIT· KISAH NERAKA JAHANNAM· TUJUH MACAM PAHALA · PUASA 10 MUHARRAM · NAFSU YANG DEGIL · ENAM PERSIMPANGAN· WASIAT KEPADA RASULULLAH · HIKMAH TINGGALKAN BOHONG· BATU-BATU YANG ANEH· PESANAN KEPADA NABI MUSA· MEMBANGKANG PERINTAH AYAH · AWAN MENGIKUTI ORANG· AYAT KURSI MENJELANG TIDUR· MUSA DENGAN TUHAN· JENAZAH MENJADI BABI HUTAN· ARAK PUNCA KEJAHATAN· KASIH SAYANG ALLAH SWT· 1 DOA DARI 3 DOA RASULULLAH · BINATANG YANG BERNAMA HURAISY· 10 SOLAT YANG TIDAK DITERIMA· 12 AZAB TINGGALKAN SEMBAHYANG· KISAH TEMPAT TINGGAL RUH· KELEBIHAN BERSELAWAT· MAYAT BANGUN DARI KUBUR· SYAITAN MENGGODA IMAN· BERBAKTI KEPADA IBUBAPA· KAMAR-KAMAR DI SYURGA· KELEBIHAN UMAT MUHAMMAD· KISAH ULAT & NABI DAUD· PEMUDA BERNAMA 'UZAIR· TANDA-TANDA KIAMAT· RIAK MEMUSNAHKAN PAHALA· KISAH PENDITA INSAF· PEMALAS & ABU HANIFAH· PAHALA BANTU TETANGGA· MAKAN HASIL TILIK· WALI SOLAT ATAS AIR · RASULULLAH S.A.W. DAN UANG 8 DIRHAM· KURMA MADINAH· JIBRIL , KERBAU, KELELAWAR DAN CACING· PAHALA SEBANYAK BINTANG DI LANGIT· MANGKUK YANG CANTIK,MADU DAN SEHELAI RAMBUT.· RELA DIMASUKKAN KE DALAM NERAKA· FATHIMAH AZ-ZAHRHA rha DAN GILINGAN GANDUM.· GURAU DAN CANDA RASULULLAH S.A.W. rela · PAHLAWAN NERAKA· MENANGIS TAKUTKAN ALLAH· LUQMAN & TELATAH MANUSIA· JIBRIL MIKAIL MENANGIS· ILYAS & MALAIKAT· BANGUNAN TIDAK ROSAK· KELEBIHAN AYAT KURSI· BERPISAH ROH DARI JASAD· SIKECIL TAKUT NERAKA· KRISTIAN MASUK ISLAM· BALASAN TINGGAL SOLAT· UNTA PATAH RANCANGAN ABU JAHAL· PENDERITAAN ABU HURAIRAH· AMAL PERBUATAN· ORANG PALING BERANI· MABUK DALAM CINTA· JURU DAKWAH YANG TIDAK GENTAR· KUBUR FATIMAH BERKATA· ASAL USUL HAJAR ASWAD· UNTA MENJADI HAKIM· KEJUJURAN SAUDAGAR PERMATA· DIBINASAKAN HUD-HUD· CINTA SEJATI SEORANG IBU· PEDOMAN HIDUP NABI IDRIS· LIMA BELAS BUKTI· KAFAN DARI RASULULLAH· RAHSIA KHUSYUK· KITAB ALLAH YANG DAHULU· LELAKI LAWAN IBLIS· ASAL USUL MAQAM IBRAHIM· KESABARAN PEREMPUAN· PEMBICARAAN RASULULLAH & IBLIS· ANTARA SABAR DAN MENGELUH · KISAH NABI SALLEH A.S· POTONG TANGAN KERANA SEDEKAH· JANGAN SIKSA DIRI· SYAHID SELEPAS MENGUCAP· NAMA SYURGA & NERAKA· LAPAR KERANA TETAMU· GUNUNG MENANGIS· ARAK MENJADI MADU· RASULULLAH S.A.W. DAN PENGEMIS YAHUDI BUTA· RASULULLAH S.A.W. MENDATANGI KAFILAH DAGANG· BIDADARI UNTUK UMAR r.a.R· NABI SULAIMAN a.s DAN SEEKOR SEMUT (1)· NABI SULAIMAN a.s. DAN SEEKOR SEMUT (2)· PERMOHONAN SI MISKIN DAN SI KAYA· KAMBING DAN ALAT TENUN· KEBERANIAN SAAD BIN ABU WAQQASH r.a. · BERTANI DI SYURGA

Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah

Komentar Media Massa
Dasar Pemikiran
01. Nabi Muhammad
51. Umar Ibn Al-Khattab

02. Isaac Newton
52. Asoka

03 Nabi Isa
53. St. Augustine

04. Buddha
54. Max Planck

05. Kong Hu Cu
55. John Calvin

06. St. Paul
56. William T.G.Morton

07. Ts'ai Lun
57. William Harvey

08. Johann Gutenberg
58. Antoine Henri Becquerel

09. Christopher Columbus
59. Gregor Mendel

10. Albert Einstein
60. Joseph Lister

11. Karl Marx
61. Nikolaus August Otto

12. Louis Pasteur
62. Louis Daguerre

13. Galileo Galilei
63. Joseph Stalin

14. Aristoteles
64. Rene Descartes

15. Lenin
65. Julius Caesar

16. Nabi Musa
66. Francisco Pizarro

17. Charles Darwin
67. Hernando Cortes

18. Shih Huang Ti
68. Ratu Isabella I

19. Augustus Caesar
69. William Sang Penakluk

20. Mao Tse-Tung
70. Thomas Jefferson

21 Jengis Khan
71. Jean-Jacques Rousseau

22. Euclid
72. Edward Jenner

23. Martin Luther
73. Wilhelm Conrad Rontgen

24. Nicolaus Copernicus
74. Johann Sebastian Bach

25. James Watt
75. Lao Tse

26. Constantine Yang Agung
76. Enrico Fermi

27. George Washington
77. Thomas Malthus

28. Michael Faraday
78. Francis Bacon

29. James Clerk Maxwell
79. Voltaire

30. Orville Wright & Wilbur Wright
80. John F. Kennedy

31. Antone Laurent Lavoisier
81. Gregory Pincus

32. Sigmund Freud
82. Sui Wen Ti

33. Alexander Yang Agung
83. Mani

34. Napoleon Bonaparte
84. Vasco Da Gama

35. Adolf Hitler
85. Charlemagne

36. William Shakespeare
86. Cyrus Yang Agung

37. Adam Smith
87. Leonhard Euler

38. Thomas Edison
88. Niccolo Machiavelli

39. Antony Van Leeuwenhoek
89. Zoroaster

40. Plato
90. Menes

41. Guglielmo Marconi
91. Peter Yang Agung

42. Ludwig Van Beethoven
92. Meng-Tse (Mencius)

43. Werner Heisenberg
93. John Dalton

44. Alexander Graham Bell
94. Homer

45. Alexander Fleming
95. Ratu Elizabeth I

46. Simon Bolivar
96. Justinian I

47. Oliver Cromwell
97. Johannes Kepler

48. John Locke
98. Pablo Picasso

49. Michelangelo
99. Mahavira

50. Pope Urban II
100. Neils Bohr

Tokoh-Tokoh Terhormat Yang Tertinggal
St. Thomas Aquinas
Archimedes

Charles Babbage
Khufu (Cheops)

Marie Curie
Benjamin Franklin

Mohandas Gandhi
Abraham Lincoln

Ferdinand Magellan
Leonardo Da Vinci

PERNIKAHAN DALAM PANDANGAN ISLAM

Seiring dengan kemajuan manusia modern, yang ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, nilai-nilai kebenaran
yang hakiki semakin tergeser dari kehidupan perilaku modern.

Pada akhirnya umat Islam semakin tidak mengerti, memahami, bahkan tidak memperdulikan lagi terhadap syari'at yang mestinya menjadi panutan dan pegangan bagi mereka (umat Islam). Pernikahan yang dalam Islam dianggap sebuah kegiatan yang sakral dan telah diberi rambu-rambunya oleh Allah SWT demi kebaikan manusia itu sendiri, sekarang terasa sekali tidak dilaksanakan sesuai keinginan Allah sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw, bahkan umat Islam malah condong meniru nilai dan perilaku Barat yang kenyataannya adalah tidak sesuai dengan syari'at Islam, atau mungkin dengan cara-cara mengikuti nenek moyang mereka; yang kalau tidak mau dikatakan bid'ah/kurafat, tetapi pada prakteknya banyak yang tidak sesuai dengan syari'at Islam yang sudah jelas dan berpahala serta mengandung keberkahan dari Allah SWT.

"Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku ! niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu" dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran (3) : 31).

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberikan Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman." (QS. Ali Imran (3) : 100).

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (QS. Al Baqarah (2) : 120)

"Barang siapa yang membuat-buat dalam urusan (agama) kami ini amalan yang bukan darinya, ia tertolak." (HR. Bukhari dan Muslim).

Untuk itu, pada kesempatan yang berbahagia ini, kami mencoba mempersembahkan sebuah risalah tentang pernikahan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Risalah ini hanyalah satu usaha kecil dari sebuah proyek besar dalam
penyadaran umat dan memberikan pemahaman yang benar dalam rangka
pembinaan umat, sehingga ajaran Islam yang begitu kompleks dan luas tidak lagi asing di tengah-tengah umatnya sendiri, atau bahkan dihujat oleh umat Islam itu sendiri, karena umat yang salah dalam memahami atau mungkin ketidaktahuannya terhadap ajaran (agama)nya sendiri.

Kami juga berharap dan memohon agar Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang telah membaca dan memahami risalah ini, agar menularkan pemahamannya kepada saudara dan handai taulan lainnya, agar mereka tidak salah dalam menyikapi sebuah kegiatan yang sebenarnya ada dalam ajaran Islam.

Atas semua perhatian dan dukungan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga, dan hanya Allah SWT yang dapat membalas dengan balasan yang belipat ganda, amin.

"Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbangdengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). Katakanlah:"Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik". Katakanlah : "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupki dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu baginya;dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS. Al An'am (6) : 160 - 163)


PERNIKAHAN : ANTARA FITRAH & IBADAH

Maha Suci Allah yang telah menciptakan manusia berpasang-pasangan satu dengan yang lainnya, dan menyatukan keduanya dalam taqwa, serta menumbuhkan darinya rasa tenteram dan kasih sayang. Shalawat serta salam semoga selalu allah curahkan kepada teladan umat yang telah mengembalikan harkat manusia kembali pada fitrahnya.

Islam sebagai ajaran yang sesuai dengan fitrah, telah mensyari'atkan adanya pernikahan bagi setiap manusia. Dengan pernikahan seseorang dapat memenuhi kebutuhan fitrah insaniyahnya (kemanusiaannya) dengan cara yang benar sebagai suami isteri, lebih jauh lagi mereka akan memperoleh pahala disebabkan telah melaksanakan amal ibadah yang sesuai dengan syari'at Allah SWT.

Pernikahan dalam pandangan Islam, bukan hanya sekedar formalisasi hubungan suami isteri, pergantian status, serta upaya pemenuhan kebutuhan fitrah manusia. Pernikahan bukan hanya sekedar upacara sakral yang merupakan bagian dari daur kehidupan manusia. Pernikahan merupakan ibadah yang disyari'atkan oleh Allah SWT melalui Rasul-Nya, maka tidak diragukan lagi pernikahan adalah bukti ketundukan seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah tidak membiarkan hamba- Nya beribadah dengan caranya sendiri. Allah yang Maha Rahman memberikan tuntunan yang agung untuk melaksanakan ibadah ini, sebagaimana ibadah-ibadah yang lainnya (shalat, puasa, zakat, haji, dsb.). Maka adalah sebuah kecerobohan, bila hamba-Nya yang ingin melaksanakan ibadah yang suci ini (nikah) menodainya dengan bid'ah (yang tidak diajarkan oleh Islam) dan khurafat (hal-hal yang membawa kepada kemusyrikan terhadap Allah), sehingga mencabut status aktivitas itu dari ibadah menjadi mafsadat/dosa. Adalah sebuah kemestian bagi setiap muslim untuk berusaha menyempurnakan ibadahnya semaksimal mungkin, tak terkecuali dengan sebuah proses dan kegiatan pernikahan. Kesemuanya itu dilakukan agar hikmah dan berkah ibadah dari ibadah itu dapat dirahmati oleh Allah Azza wa Jalla.


RESEPSI PERNIKAHAN (WALIMAH)

Walimah berasal dari kata Al-Walam yang bermakna Al-Jamu' (berkumpul), karena setelah acara tersebut dibolehkan berkumpul suami isteri. Menurut Ibnu Arabi, istilah walimah mengandung makna sempurna dan bersatunya sesuatu. Istilah walimah biasanya dipergunakan untuk istilah perayaan syukuran karena terjadinya peristiwa yang menggembirakan. Lebih lanjut istilah walimah akhirnya dipakai sebagai istilah untuk perayaan syukuran pernikahan.

Sebahagian ulama berpendapat, bahwa hukum penyelenggaran walimah itu adalah sunnah muakkadah (dianjurkan) berdasarkan hadits perintah Rasulullah saw kepada Abdurrahman bin Auf.

"Selenggarakanlah walimah, walaupun dengan seekor kambing!"


ADAB WALIMAH

Seperti yang telah diungkap sebelumnya, bahwa pernikahan adalah sebuah acara ritual dan ibadah yang tentu telah diatur oleh Allah SWT lewat Rasul-Nya, maka yang perlu kita perhatikan dalam adab-adab terselenggaranya acara tersebut agar tetap dalam ridho Allah SWT, yaitu :

1. Bertujuan untuk melaksanakan ibadah

Tidak dibenarkan melaksanakan walimah dan menghadirinya dengan didasari kepentingan-kepentingan lain selain untuk mencari ridho Allah SWT, karena hanya dengan niat yang ikhlas-lah segala amalan kita mendapat pahala dan ridho Allah, sehingga melahirkan keberkahan dalam meniti kehidupan selanjutnya.

"Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang tergantung apa yang ia niatkan..." (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Menghindari kemaksiatan

Karena ibadah yang satu ini melibatkan pribadi dan orang lain, maka harus sangat diperhatikan beberapa hal yang mungkin dapat menimbulkan kemaksiatan yang sengaja, maupun tanpa sengaja dilakukan oleh pelaksana, maupun undangan yang datang, untuk itu ada beberapa catatan yang harus diperhatikan sehingga kita terbebas dari kemaksiatan kepada Allah; Sang Pencipta kita :

a. Jangan melupakan fakir miskin dalam mengundang tamu.

"Makanan paling buruk adalah makanan dalam walimah, dimana orang- orang kaya diundang makan, sedangkan orang-orang miskin tidak diundang." (HR. Muslim dan Baihaqi)

b. Menghindari perbuatan syirik dan khurafat.

Dalam masyarakat kita terdapat banyak kebiasaan dan hal-hal yang dilandasi oleh kepercayaan terhadap selain Allah SWT, walaupun sering kita mendengar bahwa hal-hal tersebut hanya perantara, tetapi tetap karena Rasul-Nya tidak mencontohkan, bahkan Allah SWT telah jelas- jelas melarangnya, maka jangan dilaksanakan.

"Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan." (QS. Al Jin (72) : 6)

"Barang siapa mendatangi dukun atau peramal, dan percaya kepada ucapannya, maka ia telah mengkufuri apa yang telah diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw." (HR. Abu Daud)

"Barang siapa membatalkan maksud keperluannya karena ramalan hari
mujur, maka ia telah syirik kepada Allah." (HR. Ahmad).

c. Tidak bercampur baur antara tamu pria dan wanita.

Hikmah tidak bercampur baurnya antara tamu pria dan wanita adalah untuk menghindari terjadinya zina mata dan zina hati; dan inilah tindakan preventif (pencegahan) dari perbuatan selanjutnya.

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al Israa' (17) : 32)

Katakanlah kepada laki-laki yang beriman:"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman:"Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera- putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera- putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An Nuur (24) : 30 - 31)

Perlu diingat menahan sebagian pandangan ini berarti bukan selalu menunduk, tetapi menahan pandangan dari apa-apa yang dilarang oleh Allah SWT untuk dilihat oleh kita.

"Dua mata itu bisa berzina, dan zinanya ialah melihat (yang bukan mahramnya)." (HR. Bukhari)

Dan salah satu bentuk yang bisa menimbulkan gejolak syahwat dan menghantarkan kepada perzinaan (hati/persetubuhan) adalah berjabat tangan antara orang yang bukan mahramnya.

"Barang siapa yang berjabat tangan dengan selain mahramnya maka akan mendapat murka dari Allah Azza wa Jalla." (HR. Ibnu Baabawih)

Untuk membantu terlaksananya hal tersebut di atas, maka sangat diperlukan sebuah pelengkap agar kita (para tamu) dapat menjaga pandangan pada apa yang Allah larang; yaitu dengan pemisahan ruangan tamu untuk pria dan wanita atau memakai hijab (tirai) antara tamu wanita dan pria, sebagaimana Rasulullah contohkan pada waktu Rasulullah menikah dengan Zainab binti Jahsyi di Madinah, yang merupakan sebab turunnya surat Al Ahzab atau 53.

Hal ini jangan dianggap hal yang mengada-ada dan asing, karena telah dijelaskan di awal, bahwa walimah merupakan sebuah aktifitas dari sekian aktifitas yang termasuk ibadah, maka iapun sama dengan ibadah- ibadah yang lainnya memiliki aturan main; contoh nyata adalah shalat, dimana dalam shalat terjadi pemisahan antara pria dan wanita; juga kegiatan pengajianpun demikian, jadi sangat wajar dan sebuah ajaran dari Allah yang Maha Mengetahui kekurangan dan kelebihan manusia serta mengetahui apa yang terjadi bila manusia hanya berpijak pada prasangka dan keyakinannya; yang pada dasarnya manusia itu makhluk yang lemah dan tidak mengetahui yang ghaib dan akibat dari perbuatannya.

Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. (QS. Ar Ruum (30) : 7)

Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun. (QS. Ar Ruum (30) : 29)

d. Menghindari hiburan yang merusak nilai ibadah.

Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan.Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (QS. Luqman (31) : 6)

e. Menghindari dari perbuatan mubazir.

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan:dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al Israa' (17) : 27)

f. Saling menghormati dan berkata yang baik.

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik, barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah menghormati tetangganya, barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah menghormati tamunya." (HR. Bukhari dan Muslim)

g. Memberikan ucapan selamat dan mendo'akan kedua mempelai.

Disunnahkan kita untuk mengucapkan do'a ketika kita berjabat tangan dengan sang pengantin.

"Apabila salah seorang saudaramu menikah ucapkanlah :

"Baarokallohu laka, wabaaroka 'alaika, wa jama'a bainakuma fii khoir" artinya : "Semoga Allah SWT memberkahimu dan mudah-mudahan Allah mengekalkan berkah atasmu serta menghimpun kalian berdua di dalam kebaikan." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Atau do'a Rasulullah kepada Ali bin Abi Thalib ketika menikah dengan Fatimah Az-Zahrah (putri Rasulullah) :

"Semoga Allah mengimpun yang terserak dari kalian berdua, memberkahi kalian berdua; dan kiranya Allah meningkatkan kualitas keturunannya, menjadikan pembuka rahmat, sumber ilmu dan hikmah, pemberi rasa aman bagi umat."


ADAB MAKAN PADA ACARA WALIMAH

1. Tidak berlebih-lebihan

"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al A'raaf (7) :31)

2. Menggunakan tangan kanan

"Dari Khafsah, bahwasanya Rasulullah telah menggunakan tangan kanan sewaktu makan dan minum serta berpakaian, sedang tangan lainnya untuk selain itu." (HR. Abu Daud)

3. Jangan makan-minum sambil berdiri

"Dari Anas, bahwasanya Nabi saw telah melarang seseorang sambil berdiri, Qatadah bertanya kepada Anas : "Bagaimana jika makan sambil berdiri?" jawabnya : "Tentunya yang demikian itu sangat buruk dan jahat." (HR. Muslim)

Demikianlah risalah ini kami susun, mudah-mudahan kita dapat memahaminya dengan pemahaman yang benar tanpa dilandasi prasangka buruk dalam mempelajari Al Islam yang sangat sempurna (mencakup segala aspek) dalam ajarannya, sehingga kita dapat mengamalkannya secara konsisten dan konsekuen, amin.


------------------------------------------------------------------

Abu Muhammad Abdullah bin Amr bin Ash ra, berkata, bahwa Rasulullah bersabda : "Tidak beriman seseorang sehingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa." Hadits Shahih dalam kita Al Hujjah

"Apapun yang aku larang untuk kalian, jauhilah ! dan apapun yang aku perintahkan untuk kalian lakukan, kerjakanlah semampu kalian ! Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah banyaknya pertanyaan dan perselisihan mereka terhadap nabi-nabi mereka." HR. Bukhari dan Muslim

PENERAPAN METODE QIRO’ATI DALAM PEMBELAJARAN ALQURAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan, tanpa adanya pendidikan seorang anak tidak bisa berkembang. Pendidikan adalah bagian dari upaya untuk membantu manusia memperoleh kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu kebahagian hidup, baik secara individu maupun kelompok (Jalaluddin,2001:79). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki muatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Hal ini berarti bahwa pendidikan merupakan suatu proses atau upaya sadar untuk menjadikan manusia ke arah yang lebih baik.
Semua tujuan pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama selalu mengidealkan terciptanya sikap anak didik yang dewasa, baik intelektualnya, emosionalnya, maupun spiritualnya. Proses pendidikan yang hanya menekankan kedewasaan intelektual dan mengabaikan kedewasaan emosional dan spiritual akan memunculkan manusia yang cerdas tetapi tidak bermoral, intoleran, miskin solidaritas, dan tidak humanis.
Negara kita ini sekarang memang berada di tengah perjalanan masyarakat modern menuju kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menimbulkan pergeseran dan perubahan masyarakat semakin cepat. Sehingga kita tidak tahu apakah peran akhlaq masih ada pada mereka?
Untuk dapat membina akhlak pembelajaran Alquran terhadap anak sebagai salah satu pembinaan akhlak perlu secara terus menerus mengembangkan diri secara sistematis. Umat islam sekarang hidup pada abad yang disinari oleh pengetahuan yang telah dicapai oleh orang-orang Eropa dan Amerika terutama dalam bidang teknologi. Umat islam lupa bahwa mereka mempunyai Alquran yang merupakan kitab suci yang telah memberikan pengaruh begitu luas dan mendalam terhadap jiwa manusia.
Alquran merupakan dasar keyakinan yang keagamaan, keibadahan dan hukum. Membimbing manusia dalam mengarungi hidupnya adalah sangat layak bila Alquran mendapat perhatian istimewah.
Sekarang ini sangat prihatin sekali, Alquran telah hilang dari pendengaran kita, jarang sekali Alquran di kumandangkan oleh di masjid dan di musollah dikarenakan Semakin hari zaman semakin berkembang, kini orang tua selalu dibayangi oleh persepsi adanya dikotomi ilmu, yaitu duniawi (sekuler) dan ilmu agama dan pada kedua ilmu itu terdapat perbedaan yang mencolok. Persepsi yang demikian ini jelas keliru menurut kaca mata islam. Menurut persepsi islam , kehidupan dunia itu amat terkait dengan kehidupan akhirat. Sebab-sebab yang mendatangkan kebahagiaan hidup di dunia juga sama dengan sebab-sebab yang mendatangkan kebahagiaan hidup di akhirat.
Disisi lain ada gejala yang cukup menggembirakan bahwa arus kesadaran untuk mengaji Alquran secara bersungguh-sungguh mulai mengalir dan tumbuh dikalangan intelektual dan orang-orang mudah terpelajar. Kesadaran ini pula pada gilirannya mendorong mereka ke tempat pengajian atau mereka malah mengundang guru agama ke rumah mereka.
Pendidikan adalah mempunyai pengaruh tidak terbatas karena anak-anak didik di ibaratkan sehelai kertas yang masih putih bersih, yang dapat ditulisi apa saja sesuai kehendak penulis, baik buruknya seorang anak tergantung kepada pendidikan yang diterimanya. Untuk itu kita semua bertanggung jawab mendidik dan memberikan penguatan-penguatan yang baik dan positif untuk kehidupannya.
Kita harus berusaha mendidik anak-anak mulai dari lahir, agar mereka menjadi generasi yang berguna bagi negara khususnya bagi agama.
Dari penjelasan di atas intinya bahwa kita dalam ajaran islam ada perintah untuk mendidik anak berdasarkan agama. Sedangkan salah satu materi pendidikan agama adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca Alquran.
Membaca Alquran itu tidak boleh asal baca dan harus hati-hati karena tidak boleh salah cara pengucapan makhrojnya, tajwidnya karena akan mempengaruhi arti dari Alquran itu. Untuk itu di perlukan metode yang cocok agar peserta didik bisa membaca Alquran dengan baik dan benar sesuai dengan hukum bacaannya
Keberhasilan suatu program, terutama pengajaran dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari pemilihan metode. Dan disini banyak sekali metode yang digunakan. Yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Akan tetapi metode yang digunakan tidak selalu cocok untuk peserta didik karena kadang-kadang metode yang digunakan tidak sesuai dengan keadaan peserta didik. Oleh karena itu penulis membahas tentang metode Qiro’ati.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses melaksanakan penerapan metode Qiro’ati untuk meningkatkan kelancaran membaca pada murid/santri?
2. Bagaimana cara metode Qiro’ati meningkatkan kelancaran membaca? murid/santri
3. Bagaimanakah proses menilai penerapan metode Qiro’ati untuk meningkatkan kelancaran membaca?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan proses melaksanakan penerapan metode Qiro’ati untuk meningkatkan kelancaran membaca murid/santri
2. Mendeskripsikan cara metode Qiro’ati meningkatkan kelancaran membaca pada murid/santri
3. Mendeskripsikan proses menilai penerapan metode Qiro’ati untuk meningkatkan kelancaran membaca
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Guru
Guru akan lebih mengetahui metode yang tepat untuk peserta didik, guru akan lebih menyadari bahwa penggunaan metode yang sesuai dengan peserta didik dalam pembelajaran itu penting dan guru akan lebih aktif, inovatif dan kreatif dalam menggunakan metode untuk peserta didiknya.
2. Bagi Siswa
Siswa akan lebih semangat dalam belajar karena siswa yang mempunyai kesulitan akan terbantu dengan guru yang lebih kreatif dalam proses pembelajaran.
3. Bagi Lembaga
Lembaga akan lebih berbenah diri untuk penanaman jiwa keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Alquran dengan metode yang disesuaikan dengan peserta didik.
4. Bagi Masyarakat
Kegiatan belajar akan semakin optimal dan dengan ini diharapkan akan menghasilkan output yang lebih berkualitas dari segi agama. Dan ini akan membuat masyarakat lebih maju dalam keagamaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pembelajaran berasal dari kata”belajar” yang mendapat akhiran pe- dan akhiran –an. Keduanya (pe-an) termasuk konflik nominal yang bertalian dengan perfiks verbal “me” yang mempunyai arti proses. Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar, dapat ditunjukkan dalam berbagai bentukseperti perubahan pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah laku, ketrampilan kebiasaan, kecakapan, serta perubahan aspek aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar (Nana Sudjana, 1989:15).
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain (Hartono, 2007)
Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merobah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik. Kondisi riil anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian.
Metode adalah cara atau langkah-langkah yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode Qiro’ati adalah suatu metode membaca Alquran yang langsung mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
Alquran di tinjau dari pengertian:
1.
o Menurut departemen agama “Alquran dan terjemahannya” memberi pengertian bahwa: Alquran adalah kalam Allah yang merupakan mu’jizat yang diturunkan(wahyukan)kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah.
o Menurut Subhi Al-Shaleh (1993) seperti yang di kutip Masyfuk Zuhdi memberi batasan ”Alquran adalah kalam Allah yang berfungsi sebagai mu’jizat bukti atas kebenaran Nabi Muhammad SAW, yang tertulis dalam muskhaf-muskhaf dan dinukilkan dengan jalan mutawatir dan bagi yang membacanya di pandang ibadah”.
o Ahli ushul mengartikan Alquran sama dengan mengartikan kitab.
Dari beberapa definisi Alquran di atas, telah disepakati oleh para ulama. Definisi tersebut memberi pengertian bahwa Alquran merupakan bukti kerasulan Nabi Muhammad SAW sebagai mu’jizat abadi dan menjadi kitab suci umat islam serta sebagai hujjah dan pedoman hidup sampai akhir zaman.
Dasar-dasar pembelajaran Alquran
Setiap orang islam yang telah menyatakan beriman kepada Alquran mempunyai kewajiban terhadap kitab sucinya. Diantaranya adalah mengamalkan sedapat mungkin hasil yang telah diperoleh oleh setiap orang islam dari apa yang ia pelajari diajarkan kembali kepada orang lain, seperti keluarga, tetangga dan seterusnya sehingga pembelajaran Alquran dapat terlaksana terus hingga akhir zaman.
Setiap orang muslim wajib mempelajari dan mengamalkan isi Alquran sesuai dengan kemampuan masing-masing. Untuk mempelajari dan mengamalkan isi Alquran sesuai dengan kemampuan masing-masing. Untuk mempelajari Alquran secara komprehensif membutuhkan waktu yang cukup panjang. Mungkin manusia sepanjang hidupnya tiada cukup waktu untuk mempelajarinya karena keterbatasan keterbatasan yang dimiliki.
Macam-macam Metode Pembelajaran Alquran
Dalam proses pembelajaran, metode mempunyai peranan sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran.
a. Metode Iqro’
Metode iqro’ adalah suatu metode membaca Alquran yang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan iqro’ terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.
Metode Iqro’ ini disusun oleh Ustadz As’ad Human yang berdomisili di Yogyakarta. Kitab Iqro’ dari keenam jilid tersebut di tambah satu jilid lagi yang berisi tentang doa-doa. Dalam setiap jilid terdapat petunjuk pembelajarannya dengan maksud memudahkan setiap orang yang belajar maupun yang mengajar Alquran.
Metode iqro’ ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang bermacam-macam, karena ditekankan pada bacaannya (membaca huruf Alquran dengan fasikh). Bacaan langsung tanpa di eja. Artinya tidak diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.
Adapun kelemahan dan kelebihan metode Iqro’ adalah:
1) Kelebihan
1. Menggunakan metode CBSA, jadi bukan guru yang aktif melainkan santri yang dituntut aktif.
2. Dalam penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara bersama) prifat (penyemakan secara individual), maupun cara eksistensi (santri yang lebih tinggi jilidnya dapat menyimak bacaan temannya yang berjilid rendah).
3. Komunikatif artinya jika santri mampu membaca dengan baik dan benar guru dapat memberikan sanjungan, perhatian dan penghargaan.
4. Bila ada santri yang sama tingkatpelajarannya, boleh dengan system tadarrus, secara bergilir membaca sekitar dua baris sedang lainnya menyimak.
5. Bukunya mudah di dapat di toko-toko.
2) Kekurangan
a. Bacaan-bacaan tajwid tidak dikenalkan sejak dini.
b.Tidak ada media belajar
c. Tidak dianjurkan menggunakan irama murottal.
b. Metode Al-Baghdad
Metode Al-Baghdady adalah metode tersusun (tarkibiyah), maksudnya yaitu suatu metode yang tersusun secara berurutan dan merupakan sebuah proses ulang atau lebih kita kenal dengan sebutan metode alif, ba’, ta’. Metode ini adalah metode yang paling lama muncul dan metode yang pertama berkembang di Indonesia.
Cara pembelajaran metode ini adalah:
1) Hafalan
2) Eja
3) Modul
4) Tidak variatif
5) pemberian contoh yang absolute
Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu:
1) Kelebihan
1. Santri akan mudah dalam belajar karena sebelum diberikan materi, santri sudah hafal huruf-huruf hijaiyah.
2. Santri yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi selanjutnya karena tidak menunggu orang lain.
2) Kekurangan
1. Membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal huruf hijaiyah dahulu dan harus dieja.
2. Santri kurang aktif karena harus mengikuti ustadz-ustadznya dalam membaca.
3. Kurang variatif karena menggunakan satu jilid saja.
c. Metode An-Nahdliyah
Metode An-Nahliyah adalah salah satu metode membaca Alquran yang muncul di daerah Tulungagung, Jawa Timur. Metode ini disusun oleh sebuah lembaga pendidikan Ma’arif Cabang Tulungagung. Karena metode ini merupakan metode pengembangan dari metode Al-Bagdady maka materi pembelajaran Alquran tidak jauh berbeda dengan metode Qiro’ati dan Iqro’. Dan perlu diketahui bahwa pembelajaran metode ini lebih ditekankan pada kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan ketukan atau lebih tepatnya pembelajaran Alquran pada metode ini lebih menekankan pada kode “Ketukan”.
Dalam pelaksanaan metode ini mempunyai dua program yang harus diselesaikan oleh para santri, yaitu:
1) Program buku paket yaitu program awal sebagai dasar pembekalan untuk mengenal dan memahami serta mempraktekkan membaca Alquran
2) Program sorogan Alquran yaitu progam lanjutan sebagai aplikasi praktis untuk mengantarkan santri mampu membaca Alquran sampai khatam.
Dalam metode ini buku paketnya tidak dijual bebas bagi yang ingin menggunakannya atau ingin menjadi guru pada metode ini harus sudah mengikuti penataran calon guru metode An-Nahdliyah.
Dalam program sorogan Alquran ini santri akan diajarkan bagaimana cara-cara membaca Alquran yang sesuai dengan system bacaan dalam membaca Alquran. Dimana santri langsung praktek membaca Alquran besar. Disini santri akan diperkenalkan beberapa system bacaan.yaitu tartil, tahqiq, dan taghanni.
d. Metode Jibril
Terminology (istilah) metode jibril yang digunakan sebagai nama dari pembelajaran Alquran yang diterapkan di PIQ Singosari Malang, adalah di latar belakangi perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengikuti bacaan Alquran yang telah diwahyukan melalui malaikat Jibril. Menurut KH. M. Bashori Alwi (dalam Taufiqurrohman) sebagai pencetus metode jibril, bahwa teknik dasar metode jibril bermula dengan membaca satu ayat atau lanjutan ayat atau waqaf, lalu ditirukan oleh seluruh orang-orang yang mengaji. Sehingga mereka dapat menirukan bacaan guru dengan pas. Metode jibril terdapat 2 tahap yaitu tahqiq dan tartil.
e. Metode Qiro’ati
Metode Qiro’ati disusun oleh Ustadz H. Dahlan Salim Zarkasy pada tahun 1986 bertepatan pada tanggal 1 Juli. H.M Nur Shodiq Achrom (sebagai penyusun didalam bukunya “Sistem Qoidah Qiro’ati” Ngembul, Kalipare), metode ini ialah membaca Alquran yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan qoidah ilmu tajwid sistem pendidikan dan pengajaran metode Qiro’ati ini melalui system pendidikan berpusat pada murid dan kenaikan kelas/jilid tidak ditentukan oleh bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi secara individual (perseorangan).
Santri/ anak didik dapat naik kelas/ jilid berikutnya dengan syarat:
1. Sudah menguasai materi/paket pelajaran yang diberikan di kelas
2. Lulus tes yang telah diujikan oleh sekolah/TPA
1. Prinsip –prinsip dasar Qiro’ati
a. prinsip-prinsip yang di pegang oleh guru / ustadz yaitu:
1) Tiwagas (teliti, waspada dan tegas)
2) Daktun (tidak boleh menuntun)
b. Prinsip-prinsip yang harus dipegang santri / anak didik:
1) CBAC : Cara belajar santri aktif
2) LCTB : Lancar cepat tepat dan benar
2. Strategi mengajar dalam Qiro’ati
Dalam mengajar Alquran dikenal beberapa macam stategi. Yaitu:
a. Strategi mengajar umum (global)
1) Individu atau privat yaitu santri bergiliran membaca satu persatu.
2) Klasikal Individu yaitu sebagian waktu digunakan guru/ustadz untuk menerangkan pokok pelajaran secara klasikal.
3) Klasikal baca simak yaitu strategi ini digunakan untuk mengajarkan membaca dan menyimak bacaan Alquran orang lain.
b. Strategi mengajar khusus (detil)
Strategi ini agar berjalan dengan baik maka perlu di perhatikan syarat-syaratnya. Dan strategi ini mengajarkannya secara khusus atau detil.
Dalam mengajarkan metode qiro’ati ada I sampai VI yaitu:
1. Jilid I
Jilid I adalah kunci keberhasilan dalam belajar membaca Alquran. Apabila Jilid I lancar pada jilid selanjutnya akan lancar pula, guru harus memperhatikan kecepatan santri.
2. Jilid II
Jilid II adalah lanjutan dari Jilid I yang disini telah terpenuhi target Jilid I.
3. Jilid III
Jilid III adalah setiap pokok bahasan lebih ditekankan pada bacaan panjang (huruf mad).
4. Jilid IV
Jilid ini merupakan kunci keberhasilan dalam bacaan tartil dan bertajwid.
5. Jilid V
Jilid V ini lanjutan dari Jilid IV. Disini diharapkan sudah harus mampu membaca dengan baik dan benar
6. Jilid VI
Jilid ini adalah jilid yang terakhir yang kemudian dilanjutkan dengan pelajaran Juz 27.
Juz I sampai Juz VI mempunyai target yang harus dicapai sehingga disini guru harus lebih sering melatih peserta didik agar target-target itu tercapai.
Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain:
Kelebihannya :
1. Siswa walaupun belum mengenal tajwid tetapi sudah bisa membaca Alquran secara tajwid. Karena belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah sedangkan membaca Alquran dengan tajwidnya itu fardlu ain.
2. Dalam metode ini terdapat prinsip untuk guru dan murid.
3. Pada metode ini setelah khatam meneruskan lagi bacaan ghorib.
4. Jika santri sudah lulus 6 Jilid beserta ghoribnya, maka ditest bacaannya kemudian setelah itu santri mendapatkan syahadah jika lulus test.
Kekurangannya:
Bagi yang tidak lancar lulusnya juga akan lama karena metode ini lulusnya tidak ditentukan oleh bulan/tahun.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa
1. Metode Qiro’ati sangatlah cocok didalam mengatasi permasalahan kesulitan dalam belajar membaca Alquran. Yakni dengan cara membaca Alquran yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan qoidah ilmu tajwid sistem pendidikan dan pengajaran metode Qiro’ati ini melalui system pendidikan berpusat pada murid dan kenaikan kelas/jilid tidak ditentukan oleh bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi secara individual (perseorangan).
2. Dengan memakai metode ini diharapkan murid/santri mampu membaca Alquran dengan baik dan benar yakni dengan menerapkan prinsip-prinsip yang telah ada dan bagi pengajar diharuskan lebih mengembangkan strategi pembelajaran metode ini.
3. Dalam menilai kemampuan murid/santri, semua kembali kepada kemampuan murid/santri dengan mampu menguasai materi yang diberikan dan lulus tes yang diberikan sekolah/TPA.
Saran
Semoga dengan penulisan makalah ini dapat memberi manfaat dan membantu pembaca untuk mengetahui metode-metode apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran membaca Alquran selain metode Qiro’ati. Penulis mengarapkan kritik, saran yang mendukung serta menyempurnakan penulisan makalah ini.
This entry was posted on January 7, 2010 at 5:08 am and is filed under Uncategorized. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
PENERAPAN METODE QIRO’ATI DALAM PEMBELAJARAN ALQURAN
By dydyd0d0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan, tanpa adanya pendidikan seorang anak tidak bisa berkembang. Pendidikan adalah bagian dari upaya untuk membantu manusia memperoleh kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu kebahagian hidup, baik secara individu maupun kelompok (Jalaluddin,2001:79). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki muatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Hal ini berarti bahwa pendidikan merupakan suatu proses atau upaya sadar untuk menjadikan manusia ke arah yang lebih baik.
Semua tujuan pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama selalu mengidealkan terciptanya sikap anak didik yang dewasa, baik intelektualnya, emosionalnya, maupun spiritualnya. Proses pendidikan yang hanya menekankan kedewasaan intelektual dan mengabaikan kedewasaan emosional dan spiritual akan memunculkan manusia yang cerdas tetapi tidak bermoral, intoleran, miskin solidaritas, dan tidak humanis.
Negara kita ini sekarang memang berada di tengah perjalanan masyarakat modern menuju kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menimbulkan pergeseran dan perubahan masyarakat semakin cepat. Sehingga kita tidak tahu apakah peran akhlaq masih ada pada mereka?
Untuk dapat membina akhlak pembelajaran Alquran terhadap anak sebagai salah satu pembinaan akhlak perlu secara terus menerus mengembangkan diri secara sistematis. Umat islam sekarang hidup pada abad yang disinari oleh pengetahuan yang telah dicapai oleh orang-orang Eropa dan Amerika terutama dalam bidang teknologi. Umat islam lupa bahwa mereka mempunyai Alquran yang merupakan kitab suci yang telah memberikan pengaruh begitu luas dan mendalam terhadap jiwa manusia.
Alquran merupakan dasar keyakinan yang keagamaan, keibadahan dan hukum. Membimbing manusia dalam mengarungi hidupnya adalah sangat layak bila Alquran mendapat perhatian istimewah.
Sekarang ini sangat prihatin sekali, Alquran telah hilang dari pendengaran kita, jarang sekali Alquran di kumandangkan oleh di masjid dan di musollah dikarenakan Semakin hari zaman semakin berkembang, kini orang tua selalu dibayangi oleh persepsi adanya dikotomi ilmu, yaitu duniawi (sekuler) dan ilmu agama dan pada kedua ilmu itu terdapat perbedaan yang mencolok. Persepsi yang demikian ini jelas keliru menurut kaca mata islam. Menurut persepsi islam , kehidupan dunia itu amat terkait dengan kehidupan akhirat. Sebab-sebab yang mendatangkan kebahagiaan hidup di dunia juga sama dengan sebab-sebab yang mendatangkan kebahagiaan hidup di akhirat.
Disisi lain ada gejala yang cukup menggembirakan bahwa arus kesadaran untuk mengaji Alquran secara bersungguh-sungguh mulai mengalir dan tumbuh dikalangan intelektual dan orang-orang mudah terpelajar. Kesadaran ini pula pada gilirannya mendorong mereka ke tempat pengajian atau mereka malah mengundang guru agama ke rumah mereka.
Pendidikan adalah mempunyai pengaruh tidak terbatas karena anak-anak didik di ibaratkan sehelai kertas yang masih putih bersih, yang dapat ditulisi apa saja sesuai kehendak penulis, baik buruknya seorang anak tergantung kepada pendidikan yang diterimanya. Untuk itu kita semua bertanggung jawab mendidik dan memberikan penguatan-penguatan yang baik dan positif untuk kehidupannya.
Kita harus berusaha mendidik anak-anak mulai dari lahir, agar mereka menjadi generasi yang berguna bagi negara khususnya bagi agama.
Dari penjelasan di atas intinya bahwa kita dalam ajaran islam ada perintah untuk mendidik anak berdasarkan agama. Sedangkan salah satu materi pendidikan agama adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca Alquran.
Membaca Alquran itu tidak boleh asal baca dan harus hati-hati karena tidak boleh salah cara pengucapan makhrojnya, tajwidnya karena akan mempengaruhi arti dari Alquran itu. Untuk itu di perlukan metode yang cocok agar peserta didik bisa membaca Alquran dengan baik dan benar sesuai dengan hukum bacaannya
Keberhasilan suatu program, terutama pengajaran dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari pemilihan metode. Dan disini banyak sekali metode yang digunakan. Yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Akan tetapi metode yang digunakan tidak selalu cocok untuk peserta didik karena kadang-kadang metode yang digunakan tidak sesuai dengan keadaan peserta didik. Oleh karena itu penulis membahas tentang metode Qiro’ati.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses melaksanakan penerapan metode Qiro’ati untuk meningkatkan kelancaran membaca pada murid/santri?
2. Bagaimana cara metode Qiro’ati meningkatkan kelancaran membaca? murid/santri
3. Bagaimanakah proses menilai penerapan metode Qiro’ati untuk meningkatkan kelancaran membaca?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan proses melaksanakan penerapan metode Qiro’ati untuk meningkatkan kelancaran membaca murid/santri
2. Mendeskripsikan cara metode Qiro’ati meningkatkan kelancaran membaca pada murid/santri
3. Mendeskripsikan proses menilai penerapan metode Qiro’ati untuk meningkatkan kelancaran membaca
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Guru
Guru akan lebih mengetahui metode yang tepat untuk peserta didik, guru akan lebih menyadari bahwa penggunaan metode yang sesuai dengan peserta didik dalam pembelajaran itu penting dan guru akan lebih aktif, inovatif dan kreatif dalam menggunakan metode untuk peserta didiknya.
2. Bagi Siswa
Siswa akan lebih semangat dalam belajar karena siswa yang mempunyai kesulitan akan terbantu dengan guru yang lebih kreatif dalam proses pembelajaran.
3. Bagi Lembaga
Lembaga akan lebih berbenah diri untuk penanaman jiwa keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Alquran dengan metode yang disesuaikan dengan peserta didik.
4. Bagi Masyarakat
Kegiatan belajar akan semakin optimal dan dengan ini diharapkan akan menghasilkan output yang lebih berkualitas dari segi agama. Dan ini akan membuat masyarakat lebih maju dalam keagamaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pembelajaran berasal dari kata”belajar” yang mendapat akhiran pe- dan akhiran –an. Keduanya (pe-an) termasuk konflik nominal yang bertalian dengan perfiks verbal “me” yang mempunyai arti proses. Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar, dapat ditunjukkan dalam berbagai bentukseperti perubahan pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah laku, ketrampilan kebiasaan, kecakapan, serta perubahan aspek aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar (Nana Sudjana, 1989:15).
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain (Hartono, 2007)
Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merobah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik. Kondisi riil anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian.
Metode adalah cara atau langkah-langkah yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode Qiro’ati adalah suatu metode membaca Alquran yang langsung mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
Alquran di tinjau dari pengertian:
1.
o Menurut departemen agama “Alquran dan terjemahannya” memberi pengertian bahwa: Alquran adalah kalam Allah yang merupakan mu’jizat yang diturunkan(wahyukan)kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah.
o Menurut Subhi Al-Shaleh (1993) seperti yang di kutip Masyfuk Zuhdi memberi batasan ”Alquran adalah kalam Allah yang berfungsi sebagai mu’jizat bukti atas kebenaran Nabi Muhammad SAW, yang tertulis dalam muskhaf-muskhaf dan dinukilkan dengan jalan mutawatir dan bagi yang membacanya di pandang ibadah”.
o Ahli ushul mengartikan Alquran sama dengan mengartikan kitab.
Dari beberapa definisi Alquran di atas, telah disepakati oleh para ulama. Definisi tersebut memberi pengertian bahwa Alquran merupakan bukti kerasulan Nabi Muhammad SAW sebagai mu’jizat abadi dan menjadi kitab suci umat islam serta sebagai hujjah dan pedoman hidup sampai akhir zaman.
Dasar-dasar pembelajaran Alquran
Setiap orang islam yang telah menyatakan beriman kepada Alquran mempunyai kewajiban terhadap kitab sucinya. Diantaranya adalah mengamalkan sedapat mungkin hasil yang telah diperoleh oleh setiap orang islam dari apa yang ia pelajari diajarkan kembali kepada orang lain, seperti keluarga, tetangga dan seterusnya sehingga pembelajaran Alquran dapat terlaksana terus hingga akhir zaman.
Setiap orang muslim wajib mempelajari dan mengamalkan isi Alquran sesuai dengan kemampuan masing-masing. Untuk mempelajari dan mengamalkan isi Alquran sesuai dengan kemampuan masing-masing. Untuk mempelajari Alquran secara komprehensif membutuhkan waktu yang cukup panjang. Mungkin manusia sepanjang hidupnya tiada cukup waktu untuk mempelajarinya karena keterbatasan keterbatasan yang dimiliki.
Macam-macam Metode Pembelajaran Alquran
Dalam proses pembelajaran, metode mempunyai peranan sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran.
a. Metode Iqro’
Metode iqro’ adalah suatu metode membaca Alquran yang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan iqro’ terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.
Metode Iqro’ ini disusun oleh Ustadz As’ad Human yang berdomisili di Yogyakarta. Kitab Iqro’ dari keenam jilid tersebut di tambah satu jilid lagi yang berisi tentang doa-doa. Dalam setiap jilid terdapat petunjuk pembelajarannya dengan maksud memudahkan setiap orang yang belajar maupun yang mengajar Alquran.
Metode iqro’ ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang bermacam-macam, karena ditekankan pada bacaannya (membaca huruf Alquran dengan fasikh). Bacaan langsung tanpa di eja. Artinya tidak diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.
Adapun kelemahan dan kelebihan metode Iqro’ adalah:
1) Kelebihan
1. Menggunakan metode CBSA, jadi bukan guru yang aktif melainkan santri yang dituntut aktif.
2. Dalam penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara bersama) prifat (penyemakan secara individual), maupun cara eksistensi (santri yang lebih tinggi jilidnya dapat menyimak bacaan temannya yang berjilid rendah).
3. Komunikatif artinya jika santri mampu membaca dengan baik dan benar guru dapat memberikan sanjungan, perhatian dan penghargaan.
4. Bila ada santri yang sama tingkatpelajarannya, boleh dengan system tadarrus, secara bergilir membaca sekitar dua baris sedang lainnya menyimak.
5. Bukunya mudah di dapat di toko-toko.
2) Kekurangan
a. Bacaan-bacaan tajwid tidak dikenalkan sejak dini.
b.Tidak ada media belajar
c. Tidak dianjurkan menggunakan irama murottal.
b. Metode Al-Baghdad
Metode Al-Baghdady adalah metode tersusun (tarkibiyah), maksudnya yaitu suatu metode yang tersusun secara berurutan dan merupakan sebuah proses ulang atau lebih kita kenal dengan sebutan metode alif, ba’, ta’. Metode ini adalah metode yang paling lama muncul dan metode yang pertama berkembang di Indonesia.
Cara pembelajaran metode ini adalah:
1) Hafalan
2) Eja
3) Modul
4) Tidak variatif
5) pemberian contoh yang absolute
Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu:
1) Kelebihan
1. Santri akan mudah dalam belajar karena sebelum diberikan materi, santri sudah hafal huruf-huruf hijaiyah.
2. Santri yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi selanjutnya karena tidak menunggu orang lain.
2) Kekurangan
1. Membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal huruf hijaiyah dahulu dan harus dieja.
2. Santri kurang aktif karena harus mengikuti ustadz-ustadznya dalam membaca.
3. Kurang variatif karena menggunakan satu jilid saja.
c. Metode An-Nahdliyah
Metode An-Nahliyah adalah salah satu metode membaca Alquran yang muncul di daerah Tulungagung, Jawa Timur. Metode ini disusun oleh sebuah lembaga pendidikan Ma’arif Cabang Tulungagung. Karena metode ini merupakan metode pengembangan dari metode Al-Bagdady maka materi pembelajaran Alquran tidak jauh berbeda dengan metode Qiro’ati dan Iqro’. Dan perlu diketahui bahwa pembelajaran metode ini lebih ditekankan pada kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan ketukan atau lebih tepatnya pembelajaran Alquran pada metode ini lebih menekankan pada kode “Ketukan”.
Dalam pelaksanaan metode ini mempunyai dua program yang harus diselesaikan oleh para santri, yaitu:
1) Program buku paket yaitu program awal sebagai dasar pembekalan untuk mengenal dan memahami serta mempraktekkan membaca Alquran
2) Program sorogan Alquran yaitu progam lanjutan sebagai aplikasi praktis untuk mengantarkan santri mampu membaca Alquran sampai khatam.
Dalam metode ini buku paketnya tidak dijual bebas bagi yang ingin menggunakannya atau ingin menjadi guru pada metode ini harus sudah mengikuti penataran calon guru metode An-Nahdliyah.
Dalam program sorogan Alquran ini santri akan diajarkan bagaimana cara-cara membaca Alquran yang sesuai dengan system bacaan dalam membaca Alquran. Dimana santri langsung praktek membaca Alquran besar. Disini santri akan diperkenalkan beberapa system bacaan.yaitu tartil, tahqiq, dan taghanni.
d. Metode Jibril
Terminology (istilah) metode jibril yang digunakan sebagai nama dari pembelajaran Alquran yang diterapkan di PIQ Singosari Malang, adalah di latar belakangi perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengikuti bacaan Alquran yang telah diwahyukan melalui malaikat Jibril. Menurut KH. M. Bashori Alwi (dalam Taufiqurrohman) sebagai pencetus metode jibril, bahwa teknik dasar metode jibril bermula dengan membaca satu ayat atau lanjutan ayat atau waqaf, lalu ditirukan oleh seluruh orang-orang yang mengaji. Sehingga mereka dapat menirukan bacaan guru dengan pas. Metode jibril terdapat 2 tahap yaitu tahqiq dan tartil.
e. Metode Qiro’ati
Metode Qiro’ati disusun oleh Ustadz H. Dahlan Salim Zarkasy pada tahun 1986 bertepatan pada tanggal 1 Juli. H.M Nur Shodiq Achrom (sebagai penyusun didalam bukunya “Sistem Qoidah Qiro’ati” Ngembul, Kalipare), metode ini ialah membaca Alquran yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan qoidah ilmu tajwid sistem pendidikan dan pengajaran metode Qiro’ati ini melalui system pendidikan berpusat pada murid dan kenaikan kelas/jilid tidak ditentukan oleh bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi secara individual (perseorangan).
Santri/ anak didik dapat naik kelas/ jilid berikutnya dengan syarat:
1. Sudah menguasai materi/paket pelajaran yang diberikan di kelas
2. Lulus tes yang telah diujikan oleh sekolah/TPA
1. Prinsip –prinsip dasar Qiro’ati
a. prinsip-prinsip yang di pegang oleh guru / ustadz yaitu:
1) Tiwagas (teliti, waspada dan tegas)
2) Daktun (tidak boleh menuntun)
b. Prinsip-prinsip yang harus dipegang santri / anak didik:
1) CBAC : Cara belajar santri aktif
2) LCTB : Lancar cepat tepat dan benar
2. Strategi mengajar dalam Qiro’ati
Dalam mengajar Alquran dikenal beberapa macam stategi. Yaitu:
a. Strategi mengajar umum (global)
1) Individu atau privat yaitu santri bergiliran membaca satu persatu.
2) Klasikal Individu yaitu sebagian waktu digunakan guru/ustadz untuk menerangkan pokok pelajaran secara klasikal.
3) Klasikal baca simak yaitu strategi ini digunakan untuk mengajarkan membaca dan menyimak bacaan Alquran orang lain.
b. Strategi mengajar khusus (detil)
Strategi ini agar berjalan dengan baik maka perlu di perhatikan syarat-syaratnya. Dan strategi ini mengajarkannya secara khusus atau detil.
Dalam mengajarkan metode qiro’ati ada I sampai VI yaitu:
1. Jilid I
Jilid I adalah kunci keberhasilan dalam belajar membaca Alquran. Apabila Jilid I lancar pada jilid selanjutnya akan lancar pula, guru harus memperhatikan kecepatan santri.
2. Jilid II
Jilid II adalah lanjutan dari Jilid I yang disini telah terpenuhi target Jilid I.
3. Jilid III
Jilid III adalah setiap pokok bahasan lebih ditekankan pada bacaan panjang (huruf mad).
4. Jilid IV
Jilid ini merupakan kunci keberhasilan dalam bacaan tartil dan bertajwid.
5. Jilid V
Jilid V ini lanjutan dari Jilid IV. Disini diharapkan sudah harus mampu membaca dengan baik dan benar
6. Jilid VI
Jilid ini adalah jilid yang terakhir yang kemudian dilanjutkan dengan pelajaran Juz 27.
Juz I sampai Juz VI mempunyai target yang harus dicapai sehingga disini guru harus lebih sering melatih peserta didik agar target-target itu tercapai.
Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain:
Kelebihannya :
1. Siswa walaupun belum mengenal tajwid tetapi sudah bisa membaca Alquran secara tajwid. Karena belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah sedangkan membaca Alquran dengan tajwidnya itu fardlu ain.
2. Dalam metode ini terdapat prinsip untuk guru dan murid.
3. Pada metode ini setelah khatam meneruskan lagi bacaan ghorib.
4. Jika santri sudah lulus 6 Jilid beserta ghoribnya, maka ditest bacaannya kemudian setelah itu santri mendapatkan syahadah jika lulus test.
Kekurangannya:
Bagi yang tidak lancar lulusnya juga akan lama karena metode ini lulusnya tidak ditentukan oleh bulan/tahun.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa
1. Metode Qiro’ati sangatlah cocok didalam mengatasi permasalahan kesulitan dalam belajar membaca Alquran. Yakni dengan cara membaca Alquran yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan qoidah ilmu tajwid sistem pendidikan dan pengajaran metode Qiro’ati ini melalui system pendidikan berpusat pada murid dan kenaikan kelas/jilid tidak ditentukan oleh bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi secara individual (perseorangan).
2. Dengan memakai metode ini diharapkan murid/santri mampu membaca Alquran dengan baik dan benar yakni dengan menerapkan prinsip-prinsip yang telah ada dan bagi pengajar diharuskan lebih mengembangkan strategi pembelajaran metode ini.
3. Dalam menilai kemampuan murid/santri, semua kembali kepada kemampuan murid/santri dengan mampu menguasai materi yang diberikan dan lulus tes yang diberikan sekolah/TPA.
Saran
Semoga dengan penulisan makalah ini dapat memberi manfaat dan membantu pembaca untuk mengetahui metode-metode apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran membaca Alquran selain metode Qiro’ati. Penulis mengarapkan kritik, saran yang mendukung serta menyempurnakan penulisan makalah ini.